
Senja sore ini melukiskan kisah pilu. Bagaimana tidak, jika seseorang yang engkau kagumi tiba-tiba menghilang tanpa kabar dan tak diketahui dimana rimbanya? Sore itu sepulang dari kantor, kulihat gedung-gedung begitu gagah berdiri di sepanjang jalan. Kulihat riuh hilir mudik kendaraan mengantri sepanjang jalan. Apa lagi kalau bukan traffic. Entah mengapa akhir-akhir ini aku memikirkan tentang seseorang. Seseorang yang telah entah dimana dan bagaimana kabarnya. Aku pun tak tau.
Ya Rabb...
Mengapa sampai detik ini aku masih saja menyimpan rapih perasaan ini terhadap salah satu hambaMu? Padahal, selama 5 tahun berlalu tanpa kabar, aku selalu berdoa. “Ya Allah, jika ia adalah seseorang yang kau takdirkan untukku, yang baik untuk akhirat dan duniaku, maka pertemukan kami kembali dalam ikatan suciMu, untuk bersama menujuMu. Tapi, jika dia bukanlah orang yang kau takdirkan untukku, mohon untuk hilangkan perasaan ini secara perlahan ya Rabb, Hilangkan... Lupakan... Kau yang Maha pemilik hati, kau yang maha membolak balikkan hati. Pertemukan dia dengan seseorang yang shalihah daripada aku yang jauh dari kata shalihah. Ya Rabb, hamba yakin, tak ada satupun kejadian di dunia ini terjadi selain atas kehendakMu. Aku percaya itu ya Rabb. Engkau yang Maha membuat skenario terbaik untuk hidupku. Allahu Akbar.”
Ah, entah kenapa perasaan itu datang kembali. Jujur aku sangat tidak menginginkannya. Tapi, apalah dayaku ketika istighfar tak mampu serta merta menghapus perasaan yang saat itu aku rasakan secara seketika. Yang ada hanya sesak dan pilu.
Ya Rabb-ku..
Semua ini membuatku semakin tersadar bahwa tak ada lain caraku untuk mengungkapkan segala keresahan yang pernah kurasakan ini kecuali semakin dekat dan taat kepadaMu. Aku sangat tidak ingin rasa cinta ini melebihi rasa cintaku kepadaMu. Aku sangat percaya dengan takdir terbaikMu. Aku hanya ingin memantaskan diri, memperbaiki ibadah dan akhlaqku. Juga mencoba untuk istiqomah agar Engkau ridho terhadapku.
Harapan...
Bicara tentang harapan, aku tak tau harus bagaimana. Tentangnya yang belum aku tau kedudukannya di catatan takdirmu, juga tentang seseorang yang telah Kau tetapkan untukku. Harapan, harapanku untuk terus mencoba menjadi hambaMu yang taat. Yang menerima segala bentuk takdir atas apa yang telah aku upayakan.
Ya Rabb..
Maafkan aku karena sampai saat ini, masih ada sisa harapan yang ku simpan untuk salah seorang hambaMu. Tapi, aku akan berusaha untuk mencoba mengganti harapan itu dengan keikhlasan yang akan membuatku jauh lebih bisa menerima segala ketentuanMu.
Jakarta, 28 Maret 2017
EmoticonEmoticon